Resep Sate bandeng & Ikan Lilit Bumbu Rempah Gurih dan Lezat

Sate bandeng

Charmingbrides – Sate bandeng adalah hidangan khas dari Tanah Jawara, Banten. Sehingga tidak heran jika hidangan ini dapat dengan mudah di temukan di berbagai rumah makan di daerah tersebut. Hidangan sate bandeng di siapkan dengan menggunakan bumbu dan rempah-rempah turun-temurun. Kombinasi antara daging bandeng dan bumbu yang khas menghasilkan rasa yang istimewa.

Cara pengolahan dan pembakaran yang khas membuat sate ini dapat di nikmati oleh siapa pun. Meskipun cara tersebut mempertahankan gizinya, namun terkadang prosesnya cukup merepotkan, sehingga tidak semua orang mampu atau mau menggunakannya. Para juru masak telah mewariskan teknik-teknik pembuatan sate bandeng kepada generasi berikutnya, menjadikannya sebagai usaha turun-temurun. Oleh karena itu, sate bandeng seringkali menjadi bagian dari warisan budaya kuliner yang berharga.

Saati ini, resep sate bandeng umumnya di sajikan dalam bentuk di asapi dan di kukus, meskipun ada juga yang menggorengnya. Jadi mengenai rasa, konsumen dapat memilih antara rasa original atau pedas sesuai dengan preferensi mereka. Berkat cara pembuatannya yang khas dan cita rasa yang gurih serta enak, sate bandeng sering menjadi pilihan oleh-oleh para wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut.

Asal Usul Sate Bandeng

Asal-usul resep Sate Bandeng terkait erat dengan sejarah Kesultanan Banten pada masa lampau. Menurut berbagai sumber, tradisi Sate Bandeng muncul di lingkungan keraton pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, yang memerintah antara tahun 1552 hingga 1570.

Kesultanan Banten pada waktu itu berpusat di Surosowan, Serang, yang berdekatan dengan Laut Jawa, daerah yang sekarang di kenal sebagai Banten Lama. Jadi dimana kekayaan laut di wilayah ini, dengan ragam ikan yang melimpah, menjadi faktor utama dalam perkembangan tradisi ini. Ikan bandeng menjadi spesies yang khas di daerah tersebut dan sering di tangkap oleh para nelayan setempat.

Menurut cerita lisan yang di wariskan dari generasi ke generasi, ikan ini telah di pertambak sejak masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin. Temuan arkeologis yang dilakukan oleh Sutikno, Jomulyo, dan Widya Nayati pada tahun 1981 di sekitar Surosowan juga mendukung klaim ini.

Meskipun pertambakan bandeng tidak hanya eksklusif bagi Banten, tetapi juga umum di masyarakat pesisir utara Jawa, namun kultur pertambakan ini telah tumbuh dan berkembang sejak zaman Majapahit.

Yang membedakan tambak bandeng di Banten adalah penggunaan bandeng itu sendiri. Selain untuk di perdagangkan di pelabuhan Banten, bandeng juga di sajikan secara khusus untuk Sultan Maulana Hasanuddin.

Sate Bandeng Tanpa Duri Kesukaan Sultan

Sultan Maulana Hasanuddin sangat menyukai hidangan ikan bandeng dan dalam menghormati tamunya, ia menyajikan hidangan khas daerahnya. Pada masa itu, Banten berkembang sebagai pelabuhan dagang internasional yang menarik banyak pedagang dari berbagai belahan dunia. Beberapa pedagang dan utusan kerajaan sering mengunjungi Sultan, dan dalam kesempatan itu, bandeng sering di sajikan.

Namun, satu masalah yang sering muncul adalah duri-duri kecil pada bandeng yang cukup mengganggu, terutama bagi Sultan. Hal ini menjadi perhatian bagi tim Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat. Untuk mengatasi masalah ini, para juru masak keraton mencari cara agar bandeng lebih mudah di santap oleh Sultan dan tamunya. Jadi setelah beberapa kali percobaan, mereka menemukan cara terbaik untuk menyajikan bandeng.

Bandeng di belah menjadi dua tanpa merusak kulitnya, dan kulit ikan tersebut di upayakan tetap utuh dari kepala sampai ekor. Daging bandeng kemudian di haluskan dengan gilingan dan di saring menggunakan saringan khusus untuk memisahkan duri dari dagingnya. Setelah itu, daging di campur dengan bumbu, di masukkan kembali ke dalam kulit ikan, dan di tutup dengan penjepit bambu. Bandeng kemudian di bakar hingga matang dan siap di santap oleh Sultan.

Satu tusuk sate bandeng cukup untuk lima orang, dan Sultan Hasanuddin sering menghidangkan hidangan ini kepada tamunya dengan bangga. Pada saat itu, Sultan ingin memberikan citra rasa yang unik pada masakan untuk memukau tamunya, sebuah tradisi yang terus di wariskan dalam budaya makanan Banten.

Resep Sate Bandeng Khas Banten

Berikut ini adalah resep untuk membuat sate bandeng khas Banten:

Bahan

  • 100 gram kelapa parut kasar, sangrai
  • 2 ekor ikan bandeng ukuran sedang
  • 2 sendok teh garam
  • 25 gram gula merah, sisir
  • 1/2 sendok teh asam jawa, larutkan dengan 1/2 sendok makan air
  • 2 butir telur, di kocok lepas
  • 100 ml santan dari 1/2 butir kelapa
  • 2 sendok makan minyak untuk menumis
  • 2 lembar daun pisang untuk membungkus
  • 2 batang bambu untuk penjepit

Bumbu halus

  • 3 cm kunyit, bakar
  • 12 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 4 buah cabai merah besar
  • 1 1/4 sendok teh ketumbar
  • 1/4 sendok teh jintan
  • 2 cm jahe
  • 1 cm lengkuas

Cara membuat resep sate bandeng

  • Kupas ikan bandeng, pecahkan tulang ekornya, dan pisahkan tulangnya. Ambil dagingnya dengan menggunakan sendok.
  • Kemudian Anda bisa sangrai daging bandeng sampai kering, lalu pisahkan juga durinya.
  • Panaskan minyak dan tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan daging bandeng, kelapa sangrai, garam, gula merah, dan air asam. Aduk rata dan kemudian sudah bisa di angkat dari api.
  • Campurkan telur dan santan ke dalam adonan. Aduk rata. Ambil sebagian adonan dan sisihkan.
  • Selanjutnya bisa masukkan dua per tiga adonan ke dalam kulit bandeng dan bentuk kembali seperti bentuk ikan aslinya.
  • Jepit ikan bandeng dengan bambu dan bungkus dengan daun pisang.
  • Panggang di atas bara api sampai matang. Setelah itu, buka bungkus daun pisang dan oleskan sisa adonan ke atas permukaan ikan. Panggang kembali ikan sambil di bolak-balik sampai matang sempurna.

Resep Sate Lilit Ikan Bandeng Bumbu Rempah

Berikut adalah resep untuk membuat Sate Lilit Ikan Bandeng dengan Bumbu Rempah:

Bahan-Bahan

  • 350 gram daging ikan bandeng
  • 50 ml santan
  • 50 gram kelapa parut
  • 2 lembar daun salam
  • 5 lembar daun jeruk
  • 2 batang serai, cincang halus

Bumbu Halus

  • 5 butir bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 5 buah cabai merah besar
  • 2 butir kemiri sangrai
  • 1 cm jahe
  • 1 cm kunyit bakar
  • 1 cm kencur
  • 3 lembar daun jeruk, buang tulangnya
  • 1 batang serai, ambil bagian putihnya

Cara Membuat

  • Tumis bumbu halus bersama daun salam, daun jeruk, dan serai cincang hingga harum. Setelah itu, angkat dan biarkan dingin pada suhu ruang.
  • Haluskan daging ikan bandeng menggunakan chopper atau food processor.
  • Campur daging ikan bandeng, kelapa parut, dan bumbu halus yang sudah di tumis. Giling hingga tercampur rata.
  • Tambahkan santan dan aduk hingga merata.
  • Ambil tusuk sate dan lilitkan adonan di tusuk sate tersebut. Lanjutkan proses ini hingga bahan habis.
  • Panggang sate lilit ikan bandeng hingga matang.

Resep sate lilit ikan bandeng ini dapat di sajikan dengan sambal matah sesuai selera. Selamat mencoba dan menikmati hidangan sate lilit ikan bandeng dengan bumbu rempah yang lezat dan tentunya sangat gurih ini.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *